Mimpi adalah kunci untuk kita
menaklukkan dunia…
Tak
dapat dipungkiri bahwa semua orang sangat mengenal potongan lirik lagu di atas.
Sebuah potongan lirik lagu yang memiliki makna yang besar. Serta memotivasi
kita agar selalu mempunyai mimpi, karena dengan mimpi itulah kita bisa ‘hidup’
dan menjalankan kehidupan di dunia ini. Memang, pencapaian kita dalam hidup ini
adalah tergantung dari seberapa besar mimpi kita, dan seberapa besar pula
tindakan kita untuk merealisasikan mimpi itu.
Sejenak
aku termenung. Sang Surya yang enggan menampakkan wajahnya, dan segumpalan
mendung hitam yang enggan menjauh dari langit seakan mendorongku untuk
bertanya. Bertanya kepada diriku sendiri. Jika mimpi memang kunci untuk kita
bisa ‘hidup’, lantas mimpi apa yang ingin kau jalani? Seperti mendapat sebuah
tamparan keras. Aku meyakini bahwa hidup berawal dari mimpi, namun aku sendiri
masih bingung ketika ditanya tentang impian. Ironis. Dan mungkin sikap yang
semacam inilah yang menemani kita sehari-hari. Kita terlalu asyik dengan orang
lain, entah itu berupa kata-kata atau perbuatan. Sehingga yang terjadi adalah
kita lupa akan kehidupan yang dimiliki jiwa raga kita ini. Terlalu sia-sia
hidup ini jika kita hanya sibuk mengurusi orang lain. Alangkah indah nan berharganya
apabila hidup ini kita gunakan untuk mengurus diri kita sendiri dan segala hal
tentang hidup kita, semisal impian.
Impian.
Jika harus memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, maka aku akan mengingat
kembali kata-kata spontan yang terucap ketika aku kecil. Dulu aku mengatakan
bahwa aku akan menjadi seorang pengusaha. Tak hanya seorang pengusaha yang
memperkaya diri dan berkiblat kepada kapitalisme, namun seorang pengusaha yang
memperkaya diri sendiri dan masyarakat. Pengusaha yang berjalan di atas rel
agama (Islam) dan ideologi bangsa (Pancasila). Kemudian pertanyaan baru muncul.
Apakah aku bisa mewujudkan impian itu? Memang sulit untuk menjawabnya.
Realitanya sekarang studi yang aku tempuh tak ada hubungan sedikit pun untuk
menjadi pengusaha sukses. Bekal dan pengalaman pun minim. Kalau sudah seperti
ini, bukankah lebih baik aku berpikir realistis? Melupakan impian yang sejak
kecil secara tidak langsung selalu membimbing langkahku.
Udara
yang tak kunjung berubah, yang masih setia menemani lamunanku hari ini. Akupun
merasakan hembusan udara yang seakan berkata kepadaku: ‘jangan kau lupakan atau
bahkan kau buang impianmu itu. Mungkin saat ini kau bukanlah apa-apa untuk
mimpimu itu, tapi suatu saat kau akan menguasai mimpimu itu. Hanya masalah waktu
saja.’ Mungkin memang benar. Masa kecil adalah cerminan kesuksesan kita di masa
depan. Impian yang secara spontan terucap dari mulut kita akan memberikan input
kepada otak kita dan akan tertanam ke dalam alam bawah sadar kita. Dan input
inilah yang akan selalu membimbing langkah kita menuju kesuksesan sesuai dengan
input tersebut, baik masa sekarang atau yang akan datang. Jika kita berubah
haluan dari impian kita, maka kita juga akan membutuhkan waktu yang lebih lama
lagi untuk kesuksesan impian itu. Dan bisa jadi kita akan kehabisan waktu.
Mungkin
saat ini aku bukanlah pengusaha itu. Jiwaku juga bukan jiwa pengusaha sukses.
Namun, aku yakin, seiring berjalannya waktu aku akan terus belajar dan bekerja
agar jiwa pengusaha itu bisa aku dapat. Dan pengusaha suksespun adalah hasil
yang aku capai kelak. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Segala sesuatu
akan terjadi jika kita yakin dan mau berusaha mewujudkannya. Begitu juga dengan
mimpi.
Pengusaha
sukses. Pengusaha yang memperkaya diri sendiri dan orang lain. Pengusaha yang
berkiblat pada agama dan negara. Akulah pengusaha terbaik di negeri ini.
Setidaknya untuk waktu yang akan datang. Sekali lagi aku yakinkan bahwa ini
bukan sekedar mimpi, ini adalah kunci, kunci untuk menuju kesuksesan hidupku
dan hidup umat. Dan itu semua akan menjadi kenyataan kelak. Aku yakin itu.
BEK130592
Tidak ada komentar:
Posting Komentar