Translate

Kamis, 03 Januari 2013

Anomali Perasaan

ANOMALI PERASAAN

Indah,
Mungkin kata itulah,
Kata yang tepat buat insan sepertimu.
Kecantikan parasmu,
Keelokan senyum dan tingkahmu,
Kedamaian sorot matamu,
Kesempurnaan hatimu,
Keanggunan pribadimu,
Dan semua tentangmu.
Tak ada kata lain, selain indah.
Bahkan,
Hangatnya mentari, tak sehangat dekapanmu
Eloknya langit malam, tak seelok parasmu
Lembutnya sutera, tak selembut tutur katamu
Sinar berlian pun tak seterang sinar jiwamu
Engkaulah,
Terang dalam segala gelapnya hidup
oasis di tengah keringnya gurun pasir
Kehangatan di tengah dinginnya badai salju
Kehidupan di tengah gersangnya jiwa.
Namun,
Tak selamanya air itu jernih,
Mentari pun tak selalu menghangatkan,
Malam pun tak selalu bertabur indahnya bintang,
Jalanan pun tak selalu lurus nan halus,
Begitu pun kamu,
Engkau bukanlah malaikat yang selalu indah,
Juga bukan nabi yang terjaga dari dosa,
Putih pun sekarang jadi hitam,
Terang pun berubah gelap,
Kedamaian, keelokan, kehangatan,
dan semua keindahan dirimu,
kini menjadi derita bagi hati ini.
Keindahan tentangmu seakan mengkristal,
Membentuk tombak berlian nan tajam,
Dan anehnya, ketajaman itu justru menusuk ulu hati,
Hati yang senantiasa mengagumi.
Alangkah hebatnya dirimu,
Menyatukan keindahan dan kesakitan di satu tempat,
Yakni sebuah singgasana kecil yang slalu membesarkan keindahanmu,
Dialah hatiku.
Sakit, kecewa, marah, atau apa? Entahlah!!!
Yang jelas tak satu pun rasa tertinggal dalam hati ini,
Kosong!!!
Tapi, hanya satu hal yang pasti
Keindahan dan kesakitan yang kau beri, yang tlah melebur
Melebur menjadi sesuatu, yang menggundahkan jiwa
Namun,
Kamu tetaplah kamu,
Yang akan selalu indah di dalam hati ini,
Selalu menjadi ratu jiwa ini,
Itulah kamu,
Ratu bermahkotakan berlian nan mulia,
Bersinggasana emas bertabur cahaya,
Berkuasa di dalam jantung hati ini,
Selamanya.
Terima kasih untukmu,
Seorang yang ahli dalam keindahan dan kesakitan,
Seniman ulung dalam permainan hati.
Teruslah tinggal di lubuk hati ini,
Merajut keindahan dunia hati,
Membangunkan indahnya mimpi,
Hingga saatnya nanti.
Saat di mana kamu kembali dengan keindahanmu,
Dan bersemayam di relung hatiku.
Walau ku tahu, itu ibarat menggenggam air dari langit.
Tapi, impossible is nothing.
Entahlah, Tuhan Yang Maha Mengetahui. (inilah kalimat mujarab pelipur jiwa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar