“PAHLAWAN CANGKUL”
Dendangan
burung pagi, alunan serangga subuh,
mereka
adalah pengiringmu.
Hentakan
cangkul mencengkram bumi adalah sohibmu.
Badai,
terik, tak pernah engkau hiraukan,
meski
badan kurus tak terurus,
kaupun
enggan tuk berhenti.
Itulah
kamu,
acuh
dan tak mau malu dengan keadaan,
keadaan
bangsamu.
Tapi,
Bangsamulah
yang harus malu,
malu
melihat kepahlawananmu, kegigihanmu,
malu
karna tak pernah membelaimu.
Ia terlalu
sibuk dengan dunianya,
terlalu
repot dengan qarunnya.
Padahal,
kamulah
nyawa bangsa ini,
kamulah
pencipta energi bagi mereka,
kamulah
pahlawan.
Pahlawan
tanpa peluru, tanpa tinta,
cukup
cangkul ajaib, peganganmu.
Engkaulah
pahlawanku, kaulah.
Teruslah
berirama dengan sohibmu.
Walau
dunia acuh padamu,
Tapi
Sang Esa tak pernah menjauhimu.
Petaniku,
pahlawan cangkulku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar